Selasa, 14 Februari 2012

Sekedar cuplikan ceritaku Kak, bersama mereka


Biarlah hari ini berlalu begitu saja tanpa di kenang dan diingat, anggap hari ini sebagai pijakan menuju jalan itu, jalan yang mengantarkan pada kedewasaan tanpa pernyataan. Kedewasaan tanpa pengakuan.

Terkadang teori dan kalimat- kalimat yang keluar dari mulut kita, entah itu melalui pengolahan dalam otak atau tidak,  orang lain yang menjadi pendengar dengan sendirinya akan menilai diri anda.
Lalu , ketika sudah pada puncaknya, ketika mulut tak mampu berkata langsung, ketika mata tak mampu memandangnya, dan bathin pun mulai bicara dengan kebisuan yang di sengaja.
Bathin :“Tidakkah anda lebih baik banyak bekerja dari pada bicara??
…..TALK LESS DO MORE….
“Bicara anda hanya akan menimbulkan amarah yang tak berujung, membuat emosi orang memuncak, membuat oranglain ingin membalas kata- kata anda dengan kalimat yang setimpal. Membuat darah tinggi orang kumat ..”


Dan membuat saya ingin “pura- pura mati saja.”
MULUTMU HARIMAUMU!!”
“Ingat ya .. dengan kalimat itu ?”
Senjata yang paling tajam adalah lidah …!!”
“Lebih dari setajam silet !! itu lidah kita ..

Sebenarnya cukup hati ini dan hati mereka terlukai oleh mu !! mulut- mulut yang tidak bertanggung jawab dan kamu manusia diantara kami yang tidak sedikitpun introspeksi diri.
Ingatlah bahwa  kekurangan, kata- kata menyakitkan yang telah anda perbuat semuanya sudah kami mengerti, hanya saya meyakini ,diantara  aku, kita atau kami tidak menginginkan suatu kejadian yang lebih menyakitkan itu terjadi, 


maka lebih memilih DIAM tanpa alasan dan  DIAM dengan alasan yang jelas.  

Hari ini emosi begitu meledak – meledak,  “m-e-l-e-d-a-k” kata ini sudah cukup mewakili kejadian – kejadian yang sesungguhnya tidak patut untuk disaksikan oleh mereka,  anda tahu apa yang akan terjadi bila ini semua berlanjut?”


Berlanjut, dengan sikap anda yang tidak bisa mengontrol diri anda sendiri, berlanjut dengan  ke Akuan anda, berlanjut dengan kegombalan anda yang semuanya hanya kebodohan- kebodohan yang kita budayakan di blue square.

Entahlah …mungkin saya akan segera berhibernansi dan mengadakan resign diri karena tidak cukup kuat memikul, menahan, kontra dengan kalian keluarga yang telah kutemukan dan kumiliki.
Tapi… tidak pernah kuniatkan, hanya kiasan yang tak terlampiaskan, agar kalian mengerti betapa beratnya ketika menyaksikan bahkan kontra dengan kalian, lebih baik pura- pura mati..
gontok- gonto’an, keaku- akuan, “(bahkan lebih dari sekedar ini)
Sesungguhnya bukan seperti ini yang seharusnya  kita pertahankan !!
Bukan budaya ini yang kita lestarikan, Negara ini demokrasi sodara, semuanya bisa diselesaikan dengan musyawarah dan dengan asas kekeluargaan. Ingatkan sodara, ketika kita selalu mengaku kalau kita ini sodara , kita sodara, dan sodara… yang sudah semestinya pernyataan ini kita realisasikan selayaknya hubungan SODARA “.


“….xzzbvghdcdxcsvgf v b ,kjhjkjhbgvf f`zsjutrewc  bnmhm,hmhjb v vgh
 (tidak beraturan, saling menyalahkan, saling berburuk sangka, mencari kesalahan, menunjukan ke Akuan, aaaaaahhh MELEDAK BOOM NYA, Tong sampah pun di lempar juga )


Ini  terlalu buruk dari tahun kemarin, ini terlalu rugi jika kita permainkan di atas batin- batin yang tertekan, dan ini terlalu membuka lebar pintu neraka disana.
Baiklah, jika ini memang pembelajaran bagi kita .., ambil sisi positifnya..
semoga  berakhir di hari ini saja, jangan pernah kita buka lagi pintu amarah ini, jangan pernah ganggu titik kebahagiaan, titik kekeluargaan yang begitu harmonis yang hampir mencapai puncaknya, yang sudah kita bangun dengan mereka, senior- senior kita yang sangat saya rindukan.
Saya ..


“memang  terlalu lemah menghadapi ini semua, terlalu lemah ketika jauh dari wajah – wajah kedewasaan dan kebijaksanaan mereka. Selama periode kemarin terlalu banyak diam, tapi saya menelaah, berdiam dengan memandang penuh hayat sikap – sikap mereka, meskipun terkadang menyakitkan, tetapi semuanya indah dan tidak seperti memanggang diri dalam bara api seperti ini.


Saya bilang ini bara api “ya memang bara api yang saya rasakan,
semakin hari semakin panas oleh amarah- amarah dan sifat – sifat childish lagi  miskin selfcontrol kalian, semakin dekat dengan panas  bara api neraka, karena kelakuan kita yang sadar melakukan tindakan criminal, menekan batin orang – orang itu dan melakukan tindakan tidak menyenangkan, entah kepada orang – orang diantara kita atau orang – orang disana yang tidak tahu apa- apa.


Sesungguhnya kekhawatiran seperti ini pernah sempat dikatakan oleh beliau senior kita, alhasil memang kejadian juga,


saya pun tersadar ketika beliau bilang “ sebenarnya kami khawatir dengan sifat – sifat beberapa dari  kalian, kami khawatir kalian tidak bisa mngendalikan diri, kami khawatir kalian lepas control.


Cukup- cukup ..!!ini terlalu menghantui kekhawatiran saya sebagai pelaku yang sungguh hayat memperhatikan mereka, ketakutan saya terjadi dan mungkin hari ini baru awal kekhawatiran saya, dan masih panjang kekhawatiran – kekhawatiran yang akan berlanjut….
aaaaaaaaaaaaaa…..semoga tidak !!


“Maaf kan saya kakak, senior yang sungguh luarbiasa bijak, yang luar biasa berhasil merangkul kami menjadi manusia biru bersama kalian.
“Saya hanya bisa DIAM untuk yang kesekian kalinya ketika kontra itu terjadi, ketika manusia – manusia itu menunjukkan keaku – akuannya , saya hanya DIAM, DIAM dan mulai pembodohan diri,


 “menyesal sungguh Kak, tidak melakukan apa yang ingin saya lakukan,”doing nothing”
“sedih Kak… ketika saya hanya bisa DIAM menyaksikan mereka yang selalu asyik dengan amarah –amarah itu.
Kenapa Kak” saya tidak mampu menyelipkan jeda dan koma di setiap kalimat- kalimat yang mereka ucapkan??
Kenapa Kak? dia terlalu berkuasa, berambisi tapi tak berisi.
Saya takut Kak? Penyakit buruknya menular dan menjalar di seluruh tatanan yang kemarin hampir rapi tersusun,
Saya masih bertanya Kak “apakah predikat the best ini masih akan kita dapatkan?


Masihkah kami bertahan dengan prestasi- prestasi ini Kak?
Saya merasa periode kami bukan meneruskan periode kalian Kak, tetapi memulai dari awal atau angka 0 dari hal – hal awam menjadi faham,”semoga”
Terkadang saya merasa estafet yang kalian berikan, jatuh oleh keambisian dan jalur jalan kami yang tidak sesuai dengan yang sesungguhnya.

“Kantung mata saya lagi menahan airmata yang enggan untuk di teteskan, biarkan kutahan kantung ini hingga saatnya sembab dan menetes dengan sendirinya tanpa harus ku paksa,
Kurasa semua ini ujian keimanan dan ujian kesabaran, jadi percuma kalau airmata ini selalu ku teteskan ketika ujian ini datang, sedang hidup kita tak lepas dari ujian.


“Yaaaaa… hidup ini ujian, dan kita harus selalu melewatinya,
 dengan cara belajar, berusaha mengerjakan soal- soalnya, mengumpulkannya, berharap hasilnya baik dan kita akan melanjutkan mengerjakan ujian – ujian yang lebih sulit dari sebelumnya, berdo’a dan tawakal, semoga kita lulus ujian ya ??
Amin..


Sakiiiiit itu beda tipis sama sehat, tentunya 2 kata ini adalah antonym yang tidak bisa di pisahkan, lalu mengapa harus bertahan dengan kesakitan ini, toh besoknya pasti akan sehat kembali,
Tapi sakitku kali ini bukan yang berlawanan dengan sehat “ tapi entahlah, sakit di bagian tubuh yang abstrak dan mudah dibolak- balikan, terkadang sangat mudah dan ikhlas menerima sakit itu, terkadang sulit menerimanya, bahkan ajang pembalasan pun beraksi,


Maaf itu bukan aku !
Pernah kan waktu itu aku jujur dengan perasaan ku, kalau “aku orangnya gak mau membenci orang dan gak mau di benci,!!sudah selesai !!
Artinya kapanpun kamu dikhianati oleh entah itu sahabat, teman, atau siapapunlah, atau kamu merasa dikhianati oleh mereka,
Yaa… sebisa mungkin kamu menerimanya dengan alasan menghindari keadaan buruk yang akan terjadi tetapi dengan konsekuensi “sakit”
dan aku sedang proses melewati hal ini, semoga aku di kuatkan sama Allah ya kak, amin
Di zalimi,


Sulit mengikhlaskan, ketika kita berada pada jalur yang benar, tapi di salahkan, bahkan di fitnah, entah fitnah itu disengaja atau tidak, yang pasti merasa di zalimi, silahkan mengadu sama Allah, karena Dialah yang berhak mengadili atas rasa sakitmu, 


finally memang harus ikhlas dan ikhlas , sabar dan kuat,
orang muslim yang kuat itu lebih baik daripada orang muslim yang lemah “
Iya bukan ?
Jadi “Shut up and Smile yaaaaaa??

Luruskan yang salah menjadi benar apapun yang ada di hadapanmu, jangan takut jangan sedih karena Allah akan selalu bersama kita,
Finally la tahzan innallah ma’anaa menutup cuplikan singkat malam ini,
Sekedar buang sampah, lanjutan nyampah di jembatan sayidan  J