Selasa, 27 Agustus 2013

Bolehkah aku bicara tentang kamu? tolong dengarkan! *bukan paksaan*

Seandainya saja kamu jadi aku pasti kamu tahu bagaimana rasanya,
begitu juga sebaliknya (ini antara kamu dan aku yang kini semakin jauh).

aku hanya tak ingin menjadi orang munafik yang harus menutupi perasaan kalau  aku memang ingin kau tunggu karena alasan rasa yang sesekali membuat hati dan fikiran mengajak berdamai ketika kita bertemu. 

Aku putus asa..

Semua hanya tinggal bayangan dan imajinasi tak ada lagi harapan bahkan tak ada lagi saling tunggu dan menunggu antara kamu dan aku. mungkin kamu telah lelah dengan perdebatan kita selama ini, berdebat masalah hati, berdebat masalah bukti cinta yang nggak sesuai dengan kata- kata. 

bosan, jenuh, muak, males, menjadi satu rasa yang menolak semua kebaikan bahkan perubahan positif yang ada padaku. semua berakhir menjadi rasa yang flat dan sikap ego yang tinggi. lalu masih haruskah aku berharap padamu? begitu juga kamu,  masihkah berharap padaku?

Setelah sekian banyak kata yang salah terucap olehku, setelah banyak salah sikap yang aku lakukan?
masih samakah rasa itu?

Masih pulakah kita bisa bertahan untuk tetap saling menunggu dan ditunggu?
aku hanya merasa hawa yang berbeda pada dirimu.
dan semua akan berubah 90 derajat menjauhiku

kamu bukan kamu yang dulu, dan aku menyesal karena tidak bisa menjagamu yang dulu, dan sekarang kau berbalik meninggalkan.

Lalu aku harus apa?
menangis? memintamu tuntuk tetap dihatiku?
kata maaf hanya akan menjadi kata- kata yang sia sia .
lalu apalagi?
aku memintamu untuk tetap menunggu di ujung jalan itu?
atau membiarkanmu bahagia bersama oranglain yang tentu sekarang telah kau letakkan namanya disudut hatimu?

hey.. aku tau aku hanya bisa bernegatif thinking setiap harinya, tapi? tidak bisakah kau tunjukan sikap bijakmu agar aku tidak selalu bernegatif thinking itu?

negatif thinking tak akan pernah ada ketika kau mampu tunjukan sikap positifmu, percayalah!aku hanya menginginkanmu untuk menjaga hatiku.

tolong jangan kau beri luka lagi pada hati ini.

aku tak akan mampu, 

aku telah mencoba kuat dan sekuat- kuatnya menjadi sosok wanita yang mencintai dengan jarak yang ber mil- mil. berusaha tegar didepan manusia tegar yang lain. 


komitmen itu telah hancur dimakan bualan yang menggelikan tanpa perbuatan yang nyata. 
jangan bicarakan lagi soal komitmen kedepan, haluskan dulu bahasa yang membuat kita saling tertusuk. 


jangan hanya diam, ayo bicarakan berdua sambil bersantai sambil minum kopi. ayolah mana kamu yang dulu.. bukannya orang yang kita cintai bukan orang yang membuat kita saling sakit atau terluka? jadi selama ini apa yang sudah kita lakukan melanggar apa yang seharusnya.
jangan sampai .. aku mati rasa. 


Mari berdamai saja