Ah,
anak-anak..
Iya dulu
saya juga pernah hidup dimasa kanak-kanak, yang katanya masa-masa emas yaitu
masa perkembangan dan pertumbuhan
maksimal, masa-masa bahagia dan tidak pernah mengenal kata sedih atau susah.
Ayah edi
menjawab, buku yang mengantarkan saya dan mendorong saya untuk menulis di pagi
ini. Buku ini rekomended buat dibaca ayah maupun ibu atau calon ayah ibu. Banyak
hal teknis maupun teori yang membahas tentang menghadapi perilaku anak. Waaaah ini
bagus !
Saya guru
freelance disebuah SD hebat, notabene sekolah kumpulan anak-anak yang lahir
dari keluarga menengah keatas, tak sedikit siswa manja yang akhirya mandiri dan
berprestasi namun banyak juga yang sebaliknya.
Anak…..
Saya
mulai menyukai apa itu anak. Mengajar kelas 1 SD sampai kelas 6 SD, dan mereka
semua adalah anak-anak. Dan bagaimana caranya mengajar anak-anak yang masih
benar benar kertas putih polos dan ingusan itu?
Ah jangan
sampai kita ikut menorehkan atau membentuk mental anak menjadi apa yang tidak
kita inginkan.
Pagi ini,
saya piket disekolah, seperti biasa saya lebih suka piket menyambut kedatangan
siswa-siswi di gedung unit 3, pintu masuk khusus siswa-siswi kelas 1,2 dan 3. Pukul
7 kurang 5 menit seorang anak perempuan menggandeng ayahnya, dia berjalan dari
kelas sambil menangis dan ikut turun lagi bersama ayahnya untuk pulang, dia
takut masuk kekelas,dia ketakutan karena
seorang guru sering memarahi kelas tersebut ketika melanggar aturan, seperti
terlambat, tidak mengerjakan PR., tidak piket dan lain-sebagainya.
Seorang
anak diam tak mau berbicara ketika saya Tanya “ nasywa kenapa? Dimarahi karena
apa? Dia hanya diam sambil tesedu-sedu sementara ayahnya sedang mengambil tas
nasywa dikelas. Lalu nasywa pulang, saya hanya mengatakan “ nasywa belajar
dirumah ya supaya tidak tertinggal.
Saya baru
ingat tentang hal ini, seorang anak bukan malaikat yang harus selalu benar, dia
malaikat kecil yang perlu kita bimbing kita tuntun dengan kebaikan-kebaikan yang
akan membentuk prilaku yang baik.
Tanpa membatasi
keinginan mereka untuk berekspresi atau kesenangan mereka. Seorang anak tidak bisa untuk dimarahi, bisa
jadi anak akan merasa ketakutan dan mengalami trauma dan berakibat fatal,
mungkin dia tidak mau beangkat sekolah ketika sekolahan tidak memberikan dia
kebahagiaan malah menjadi neraka bagi si anak. Ayah edi menjawab, seorang anak
tidak mengenal susah atau sedih dalam keadaan apapun, tapi keadaan dan meniru
orang yang lebih tua atau lingkunganlah yang mengajarinya tahu apa itu sedih
dan susah.
Ah…
indahnya ketika kita bisa berbahagia bersama anak-anak, please jangan renggut
kebahagiaan anak.