Senin, 02 Februari 2015

Semakin Menyelam Semakin Kenyang Minum Air


Ah, anak-anak..
Iya dulu saya juga pernah hidup dimasa kanak-kanak, yang katanya masa-masa emas yaitu masa  perkembangan dan pertumbuhan maksimal, masa-masa bahagia dan tidak pernah mengenal kata sedih atau susah.  
Ayah edi menjawab, buku yang mengantarkan saya dan mendorong saya untuk menulis di pagi ini. Buku ini rekomended buat dibaca ayah maupun ibu atau calon ayah ibu. Banyak hal teknis maupun teori yang membahas tentang menghadapi perilaku anak. Waaaah ini bagus !

Saya guru freelance disebuah SD hebat, notabene sekolah kumpulan anak-anak yang lahir dari keluarga menengah keatas, tak sedikit siswa manja yang akhirya mandiri dan berprestasi namun banyak juga yang sebaliknya.
Anak…..

Saya mulai menyukai apa itu anak. Mengajar kelas 1 SD sampai kelas 6 SD, dan mereka semua adalah anak-anak. Dan bagaimana caranya mengajar anak-anak yang masih benar benar kertas putih polos dan ingusan itu?
Ah jangan sampai kita ikut menorehkan atau membentuk mental anak menjadi apa yang tidak kita inginkan.

Pagi ini, saya piket disekolah, seperti biasa saya lebih suka piket menyambut kedatangan siswa-siswi di gedung unit 3, pintu masuk khusus siswa-siswi kelas 1,2 dan 3. Pukul 7 kurang 5 menit seorang anak perempuan menggandeng ayahnya, dia berjalan dari kelas sambil menangis dan ikut turun lagi bersama ayahnya untuk pulang, dia takut masuk kekelas,dia ketakutan  karena seorang guru sering memarahi kelas tersebut ketika melanggar aturan, seperti terlambat, tidak mengerjakan PR., tidak piket dan lain-sebagainya.

Seorang anak diam tak mau berbicara ketika saya Tanya “ nasywa kenapa? Dimarahi karena apa? Dia hanya diam sambil tesedu-sedu sementara ayahnya sedang mengambil tas nasywa dikelas. Lalu nasywa pulang, saya hanya mengatakan “ nasywa belajar dirumah ya supaya tidak tertinggal.

Saya baru ingat tentang hal ini, seorang anak bukan malaikat yang harus selalu benar, dia malaikat kecil yang perlu kita bimbing kita tuntun dengan kebaikan-kebaikan yang akan membentuk prilaku yang baik.  
Tanpa membatasi keinginan mereka untuk berekspresi atau kesenangan mereka. Seorang anak tidak bisa untuk dimarahi, bisa jadi anak akan merasa ketakutan dan mengalami trauma dan berakibat fatal, mungkin dia tidak mau beangkat sekolah ketika sekolahan tidak memberikan dia kebahagiaan malah menjadi neraka bagi si anak. Ayah edi menjawab, seorang anak tidak mengenal susah atau sedih dalam keadaan apapun, tapi keadaan dan meniru orang yang lebih tua atau lingkunganlah yang mengajarinya tahu apa itu sedih dan susah.

Ah… indahnya ketika kita bisa berbahagia bersama anak-anak, please jangan renggut kebahagiaan anak.


Minggu, 18 Januari 2015

Hidup dan masa depan !

Kalau saja hari esok sudah bisa kita lihat alurnya, pastinya nggak akan pernah segalau membingungkan masadepan. itulah masa yang akan hadir didepan kita, terkadang memang sesuai rencana atau doa yang kita panjatkan seusai beribadah atau dikala hujan, ah hidup... begini ya hidup bahkan saya belum paham hidup ini seperti apa sih?

hey...
hari ini full day sudah dimulai hari ini, ektrakulikuler semoga bisa terus semangat ya Allah, sungguh aku membutuhkan peluk hangat dari -Mu,

Aku dan masa depan yang penuh dengan ketidakpastikan sungguh mencemaskan, tapi tenanglah "let it go! kalau kata pilm "Frozen" begitu ! kita bisa apalah kalau sudah begitu toh, Let it go aja  *hehe


Semangat Full day yaaaaaa Miss...



Kamis, 15 Januari 2015

Bismillah..
Sampailah dititik ini, titik penting dalam hidupku terlewati hanya dengan satu hari tanpa kehadiran kedua orangtua it was Ok, the show must go on.

13 Desember 2014,akhir tahun yang menggembirakan karena bagaimanapun juga hampir seribu sarjana telah diwisuda pada hari itu, disebuah kampus swasta, dan Yogyakarta adalah saksi mata jutaan sarjana yang diwisuda.

It was ok.Saya memang bukan anak yang terlahir dari keluarga yang bependidikan tinggi bahkan kedua orangtua saya tidak tamat SD, realita yang sungguh memilukan namun beliau kedua orangtua tangguh, bertekad untuk anak-anaknya, dari 5 anak 3 telah diwisuda berkat tekad kedua orangtua yang bukanlah seorang pegawai atau sarjana atau lulusan SMA bahkan SD sekalipun.
 
Beribu-ribu syukur atas segala nikmat-Nya, betapa tidak ? keringat kedua orangtua telah mengantarkanku sampai disini. Itupun tidak mudah sekaligus penuh keprihatinan batin dan Allah memudahkan segalanya, asal ada kemauan disitu pasti ada jalan, ini buktinya, orangtuaku sungguh hebat.

13 Desember, gedung serbaguna bernama Jogja Expo Center disitulah toga ku lempar, seorang rector dan para jajarannya memindahkan kuncir toga beralih kesisi kanan. Suatu prosesi yang tak kalah berharganya karena diraih dengan perjuangan kurang lebih 4 tahun, terimakasih UAD, terlebih orangtua yang telah memberi restu hingga akhirnya perantauan kesebuah kota bernama Yogyakarta terwujud. Dan masih banyak mimpi yang ingin diwujudkan.




  

Senin, 01 Desember 2014

Diam (I Desember 2014)


Malam siap beraksi menyuguhkan gelap, entah dimana bulan atau bintang , yang kutahu  langit gelap namun cerah tidak mendung.
Masih diam didalam ruangan 3x 4 yang hanya bisa untuk tidur 1 atau dua penghuni saja itupun sudah berjejal dengan barang-barang usang, baju lama yang hanya tersusun dalam koper-koper dan kardus, siap diasingkan atau disumbangkan. 

Masih diam, entah pada siapa bicara ini terbalaskan dengan suara, hanya diam namun bersuara. Batin sesak, nafas sok tenang namun pikiran tak keruan.

Dan hanya bicara tanpa suara yang tak terbalaskan oleh apapun inilah yang membuat beberapa kali ingin menyudahi kehidupan, dikamar  atau dikota semi metropolitan ini.

Ada hal yang ingin diperbarui, dengan aktifitas yang baru namun menyenangkan melupakan sejenak kata-kata mutiara “Man jadda wajadda ataupun kalimat penyemangat lain yang akhir-akhir ini hanya menjadi bualan dan munafik jika diucapkan tanpa tindakan, rasanya cinta sudah tak hadir dikehidupan, di hari-hari yang sudah tak bernyawa tanpa makna.

Hey kapan aku bisa pulang?, memeluk ibu, mencium tangannya setiap kali mau bepergian, membantunya membuat sarapan untuk keluarga, mencuci pakian, membantu adik belajar, atau menyapu halaman sambil merapikan pot-pot tanaman. 

4 tahun menguji diri dengan kemandirian, dan akhirnya telah pandai mandiri apapun mencoba melakukannya sendiri, mengawali dan menyudahinya sendiri apapun itu, dan itukah mandiri?

Terkadang sendiri memang hal yang paling diinginkan, cara tepat untuk merenung berkaca dan memaknai diri sendiri. 

Selamat malam, semoga segera berakhir kau diam.

Jumat, 31 Oktober 2014

Kita Akan Menjadi Penonton Negeri Sendiri ?



Pak darisman namanya. Beliau adalah orang hebat yang berhasil membuatku terpukau dan berhenti mencari-cari kambing hitam dari kurikulum 2013 yang tengah bergejolak di Pendidikan Indonesia
Pasalnya, banyak guru-guru yang tengah mengeluh dengan perubahan kurikulum pendidikan negeri ini. Guru banyak yang mengeluh soal penilaian Kurikulum 2013. 

Rumit dan terlalu banyak yang harus dinilai sehingga waktu guru untuk mengajar dan mendidik hanya akan tersita untuk membuat rubric penilaian.

Yap, keluh kesah dari guru sering saya dengarkan langsung di sekolah tempat saya mengajar. Karena saya juga bukan guru kelas atau guru yang mengampu Mata pelajaran yang termasuk dalam kurikulum 2013, tapi saya pun juga harus membuat rubric penilaian yang hampir sama dan tujuan yang sama dengan maksud penilaian kurikulum 2013 meski tak sedetail dari penilaian yang sebenarnya. 

Setidaknya saya belajar dan ternyata ada maksud baik dan baik sekali ketika kurikulum ini bisa terlaksana desemua sekolah yang ada dipelosok negeri. 

Ada banyak benarnya, ketika pendidikan di Negeri kita ini bukan kurikulumnya yang harus dirubah- rubah beberapa kali namun hasil anak didik kita belum bisa dikatakan berhasil, yang perlu dibenahi adalah SDM nya, ya gurunya yang perlu di diklat di latih agar menjadi gur-guru yang hebat memotivasi, menginspirasi muridnya agar generasi semakin baik.

Betul memang Guru adalah bagian yang amat penting bagi siswa kearah mana sikap mereka, karena guru yang tugasnya mendidik bahkan prosentasi yang dikemukakan 2/3 % terbentuknya mental siswa adalah dari guru sedangkan factor keturunan dari keluarga 1/3%, sisanya adalah factor lingkungan dan factor internal siswa itu sendiri. 

Nah, tetap gurulah yang menjadi sorotan berhasil maupun tidak berhasilnya siswa dalam proses pembelajaran, meski tidak seluruhnya. 

Kurikulum 2013 yang mempelopori terbentuknya karakter yang baik pada siswa. Karena memang pendidikan karakter sangatlah penting dibandingkan hanya membentuk siswa jenius namun tidak memiliki karakter pada prilaku siswa tersebut,  “pinter tapi keblinger” dan itu yang akan membentuk mental koruptor di Indonesia, mirisnya tuh disini.




Apakabar?



Akan ada kenangan yang tak akan terlupakan meski dimakan masa.
Kenangan tersimpan rapi di memori yang tak akan terbuka begitu saja tanpa kebranian untuk mengingatnya, bernama folder.

Membuka kenangan masalalu artinya siap membuka luka, mengembalikan luka yang sudah tersimpan rapi di hati, bukan luka yang dibuang atau sengaja dilupakan
Semua luka, bahagia bahkan masih tersimpan

Kamu tahu? Aku rindu… 

Ah, biyarlah.. bukankah menjauh untuk menjaga dan merindu diam-diam itu lebih indah daripada bersama namun terluka?

Lebih baik diam, tapi tetap mengagumi dan mendoakan yang terbaik?

Hey.. Apakabar?
Mengingatmu, serasa ingin memutar waktu
Tapi bukankah itu kemustahilan?

Pasalnya waktu tak akan bergerak kebelakang dan mengembalikan kita ke masa kecil atau ke masa kapan kita merasakan hal yang sama di tempat yang sama bernama hati.


waktu telah membuat kenangan
Kita dan masalalu,

Kamis, 30 Oktober 2014

Andai ....

Bismillah..
"Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti
Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran
Karena terkadang penantian membuka pintu-pintu Syaithan."
"Mencintai tak berarti harus memiliki.

Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilahkan.
Yang ini pengorbanan."

"Seperti Fathimah dan Ali,
saling mencintai dalam kerahasiaan yang paling rapat,
kepasrahan yang paling kuat,  dan ikhtiyar suci yang menemukan jalannya..
Dengan karunia Allah! Jika kita husnuzhzhan padaNya."

"Kadang kau harus meneladani matahari.
Ia cinta pada bumi;
tapi ia mengerti;
mendekat pada sang kekasih justru membinasakan."

- Salim A. Fillah