Senin, 01 Desember 2014

Diam (I Desember 2014)


Malam siap beraksi menyuguhkan gelap, entah dimana bulan atau bintang , yang kutahu  langit gelap namun cerah tidak mendung.
Masih diam didalam ruangan 3x 4 yang hanya bisa untuk tidur 1 atau dua penghuni saja itupun sudah berjejal dengan barang-barang usang, baju lama yang hanya tersusun dalam koper-koper dan kardus, siap diasingkan atau disumbangkan. 

Masih diam, entah pada siapa bicara ini terbalaskan dengan suara, hanya diam namun bersuara. Batin sesak, nafas sok tenang namun pikiran tak keruan.

Dan hanya bicara tanpa suara yang tak terbalaskan oleh apapun inilah yang membuat beberapa kali ingin menyudahi kehidupan, dikamar  atau dikota semi metropolitan ini.

Ada hal yang ingin diperbarui, dengan aktifitas yang baru namun menyenangkan melupakan sejenak kata-kata mutiara “Man jadda wajadda ataupun kalimat penyemangat lain yang akhir-akhir ini hanya menjadi bualan dan munafik jika diucapkan tanpa tindakan, rasanya cinta sudah tak hadir dikehidupan, di hari-hari yang sudah tak bernyawa tanpa makna.

Hey kapan aku bisa pulang?, memeluk ibu, mencium tangannya setiap kali mau bepergian, membantunya membuat sarapan untuk keluarga, mencuci pakian, membantu adik belajar, atau menyapu halaman sambil merapikan pot-pot tanaman. 

4 tahun menguji diri dengan kemandirian, dan akhirnya telah pandai mandiri apapun mencoba melakukannya sendiri, mengawali dan menyudahinya sendiri apapun itu, dan itukah mandiri?

Terkadang sendiri memang hal yang paling diinginkan, cara tepat untuk merenung berkaca dan memaknai diri sendiri. 

Selamat malam, semoga segera berakhir kau diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar