Malam
siap beraksi menyuguhkan gelap, entah dimana bulan atau bintang , yang
kutahu langit gelap namun cerah tidak
mendung.
Masih diam didalam ruangan 3x 4 yang hanya bisa untuk tidur 1 atau dua penghuni saja
itupun sudah berjejal dengan barang-barang usang, baju lama yang hanya tersusun
dalam koper-koper dan kardus, siap diasingkan atau disumbangkan.
Masih diam, entah pada siapa bicara ini terbalaskan dengan suara, hanya diam namun
bersuara. Batin sesak, nafas sok tenang namun pikiran tak keruan.
Dan
hanya bicara tanpa suara yang tak terbalaskan oleh apapun inilah yang membuat
beberapa kali ingin menyudahi kehidupan, dikamar
atau dikota semi metropolitan ini.
Ada
hal yang ingin diperbarui, dengan aktifitas yang baru namun menyenangkan
melupakan sejenak kata-kata mutiara “Man jadda wajadda ataupun kalimat
penyemangat lain yang akhir-akhir ini hanya menjadi bualan dan munafik jika
diucapkan tanpa tindakan, rasanya cinta sudah tak hadir dikehidupan, di
hari-hari yang sudah tak bernyawa tanpa makna.
Hey
kapan aku bisa pulang?, memeluk ibu, mencium tangannya setiap kali mau bepergian,
membantunya membuat sarapan untuk keluarga, mencuci pakian, membantu adik belajar, atau menyapu halaman sambil merapikan pot-pot tanaman.
4
tahun menguji diri dengan kemandirian, dan akhirnya telah pandai mandiri apapun
mencoba melakukannya sendiri, mengawali dan menyudahinya sendiri apapun itu, dan itukah mandiri?
Terkadang
sendiri memang hal yang paling diinginkan, cara tepat untuk merenung berkaca
dan memaknai diri sendiri.
Selamat
malam, semoga segera berakhir kau diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar