Sabtu, 15 Maret 2014

Share My Happiness


          Apa yang  membuat saya malam ini begitu menyesal?
Karena malam ini terlewatkan tanpa tawa dan canda dan kepolosan kalian. Entah bagaimana awal ceritanya saya dan kalian bisa dipertemukan di rumah tahfidz Alfalah yang sepertinya nama Alfalah sudah melekat di hati saya setiap harinya. Berterimakasih kepada sang pencipta sudah tentu saya ucapkan karena sudah mempertemukan kita dan sahabat-sahabat senyum community yang telah mengajariku banyak hal tentang peduli kepada mereka yang berhak mendapatkan kepedulian kita.

Mengapa saya harus tidak merasa bahagia sementara apa yang saya inginkan bisa terkabulkan begitu saja tanpa susah payah mencarinya, semisal soal materi. Sedangkan sebagian dari mereka adalah anak yatim, piatu dan dhuafa yang entah harus bagaimana caranya mereka bisa bertahan hidup tanpa kepedulian kita, mungkin memang ada Allah tapi semua harta yang kita miliki adalah atas titipan-Nya, dan sebagian harta yang Allah titipkan adalah milik mereka. 

Namun  saya tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya kebahagiaan muncul hanya dengan materi, sementara materi atau barang yang kita miliki dapat sewaktu-waktu  diambil  oleh Allah swt kapanpun Dia mau, untuk itu jangan pernah mengukur kebahagiaan dengan kepuasan materi, karena bagiku kebahagiaan ini muncul ketika kebahagiaanku adalah kebahagiaan kalian juga.

Hey? Mana rasa syukurmu?
Hari ini dan setiap hari sudahkah kita bersyukur?

"Malam ini sungguh indah ternyata, ketika tugas yang harus dikumpulkan besok pagi sudah saya print dan kabar tentang calon dosen pembimbing skripsi saya adalah dosen yang saya harapkan itu rasanya Alhamdulillah pakai banget. dan masih banyak hal yang wajib diberikan ucapaan Alhamdulillah karena telah membuat hati kita bahagia, tentram dan nyaman."
Happiness will appear when we can share our happiness to the others. 
-happy weekend-
 

Saya yang Telah Membuat dia Berubah? Apa iya?



Dialah laki-laki yang sering saya panggil “boy”
Sudah lama ingin menuliskan ini, namun belum menyempatkan, biasalah orang sibuk itu yaaa gitu deeh, *sibuk tidur dan berimajinasi :P
Siapa dia? “si boy” sedikit yang saya tahu soal dia dan masalalunya, yang pasti saya ikut berperan dalam perubahannya yang kini tengah menjadi perbincangan teman-teman terutama teman sekelas
*emot sesenggukan, mereka bilang ini karena sayaaaa *aaaaaaakkkk 
Mungkin ini bisa menjadi pelajaran bagi siapapun yang ingin membaca tulisan ini. Selamat membaca  *emot senyum 5 centi
Siapa yang nggak kenal Ippo santoso? Mas Ippo yang menjadi salah satu pengusaha sukses berkat kerja otak kanannya, sering mengadakan seminar-seminar hebat, namun saya sendiri belum pernah mengikuti seminarnya, kata si Boy sih bagus tapi yaa mahal banget pendaftarannya.
Dulu, sering sekali dia menceritakan tentang mas Ippo, bahkan dia ingin sekali menjadi agen otak kanannya mas Ippo, *mungkiin, karena dia memang begitu otak kanan (sudah pernah saya tulis di blog ini juga) dan semuanya berawal dari ini dan semoga tidak salah.
Yap, tentang si boy (masalalu) awal ketemu ya semenjak kami satu kelas tapi nggak dari semester satu sih.
Meskipun satu kelas, awal-awalnya kami tidak saling mengenal bahkan jarang sekali bertegur sapa, seingat saya dia sering bertegur sapa ketika kami ujian Karena kebetulan NIM kami berdekatan, apa ini semua gara- gara NIM ya? *haha
Yap, sering menegur dan bertanya jawaban pada saat ujian, tapi jarang sekali saya memberitahukan jawaban saya kepada dia, karena saya merasa berdosa jika memberikan contekan pada saat ujian, sometimes enggak juga.
Bahkan dulu, ketika saya tidak memberikan jawaban kepada dia, dia marah dan sempat bilang saya ini nggak setia kawan, pelit, dan bla-bla-bla. Sempat juga sakit hati gara-gara perkataan dia yang kurang tertata, dan soal dia yang dulunya belum bisa membedakan antara laki-laki dan perempuan. Soal setia kawan dan nggak ada batasan gender.
Dulu, sebenarnya kami dekat dalam arti sering curhat soal mas Ippo, soal bisnis, kuliah, tapi jarang bercerita tentang agama, kalau yang dibahas soal agama selalu diperdebatkan dan dihubungkan dengan rasionalitas, abstrak, dan realita hingga akhirnya berujung menang dan kalah.
Banyak cerita yang sudah saya tulis tentang dia sebelumnya, dia yang hobi kuliner, bajunya bermerk, makannya selalu di WS, dan kalau makan harus pakai sendok dan garpu, begitulah dia yang dulu yang saya kenal. Kalau masalah hati entahnya dia tidak pernah bercerita,  justru saya yang sering curhat soal hati dan laki-laki *hehe* semuanya pakai “dulu” ya? Pakai past tense
*nulisnya sambil ngopi*
Heemb, masih hafal sama bau parfum laundry yang sering dia pakai <----- salah satu yang bikin rindu aaaaaaaaak.
Berapa kali kami pernah makan bareng ataupun berdua saja, mengerjakan tugas bareng atau berdua saja, pernah dibonceng karena terpaksa padahal sudah menolak, yaa semuanya itu hanya lewat begitu saja kok, perlu dikenang tapi nggak perlu ditangisi kalau memang sudah berganti ya artinya ada yang mesti diperbaiki.
Soal dia dimata Sahabat-Sahabat Lainnya,
Ya mungkin bukan yang sesuatu, tapi pasti mereka juga merasa kehilangan si “boy” yang dulu, suka stand up comedy, suka tertawa, buat lelucon, kayak anak SMA, dan pastinya sebelum kenal saya dia jauh lebih berarti untuk sahabat-sahabat dia.
Entah saya harus minta maaf sama siapa, sudah membunuh jati diri si boy yang dulu, karena mereka hanya bisa ngejudge saya dari belakang, tanyakan sama ALLAH yang maha membola-balikan hati, kenapa dia bisa seperti ini.
Berubah Menjadi Lebih Baik ya Bagus dong?
Tapi soal jati diri dia yang hilang secara tiba-tiba dan secara drastis, mungkin itu yang membuat sebagian dari kami merasa kehilangan dia yang dulu, bahkan awalnya masih nyelow karena yang dia ikuti masih bisa kami terima dan nggak yang mentang-mentang, tapi entahnya dia yang sekarang memang sudah meninggalkan apa itu yang namanya sahabat, teman, internet, hubungan dengan kami bahkan sudah tidak seperti dulu lagi, komitmen dia di sebuah komunitas juga sudah mulai tidak dia jalankan dengan baik *miriis
Ya Allah, bagaimana hamba ini? pernah saya menangis dan memohon-mohon agar dia menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya namun tidak meninggalkan kami sebagai sahabat-sahabatnya, tetap menjadi si “boy” yang ngefriend. Namun, usaha memohon pun gagal juga, banyak saran yang saya berikan agar membaca sesuatu jangan mentahnya saja, khawatir banget kalau dia salah mengartikan sesuatu apalagi soal keyakinan.
Sering waktu dia masih semangat-semangatnya meraih cinta-Nya hingga berdebat masalah agama yang sebenarnya tidak boleh diperdebatkan.
Yang kami takutkan apa sih??, yaaa dia salah melangkah.
Terhitung bulan saja, dia sudah seperti tidak mengenal kami. Entah penilaian kami ini benar atau salah yang pasti itu yang ada dalam pikiran kami tentang dia. *menurutnya kami sudah suudzon
Mungkin Dia Sudah Menemukan Tuhannya, Lalu Melupakan Kami (Ngomong Kasarnya Begitu)
Apa sih yang kita cari di dunia ini selain kenyamanan hati kepada sang ilahi?
Heemb, tapi kita hidup bareng boy, kita punya keluarga, teman, sahabat, yang harus diberi ucapan terimakasih karena mereka juga berperan atas perubahan positifmu.
Kalau memang sekarang jalanmu sudah merasa yang paling benar, silahkan jalani semoga ridho ilahi selalu ada padamu, tapi jangan pernah sekali saja merasa yang paling baik, iman dan takwa hanya Allah yang tahu, Allah yang bisa menilai seberapa besarnya iman seseorang. Berterimakasihlah kepada semua orang yang telah menjadikanmu lebih baik dari kemarin ya temen ngaji, ya temen main, ya temen nongkrong, mungkin tanpa mereka kamu tidak akan pernah menemukan jalan ini.

Semuanya telah berubah, namun saya pun berterimaksih kepadamu yang telah membuat saya sendiri semakin malu, saya yang dulu berkata begitu dan begini yang seolah menganggap kamu nggak tahu apapun soal agama, kini kamu memang jauh lebih baik, tapi akan tidak menjadi baik kalau kamu tidak lagi mengenal kami. Wallohua’lam bishowab  *berusaha menjadi lebih baik juga*
Kalau saya yang telah membuat kamu berubah, harusnya bangga, namun saya tidak, karena kamu pergi begitu saja meninggalkan kenangan yang sulit dilupakan, mampir tanpa permisi pergi tanpa pamit *sakiit* dan kamu begitu menikmati hidupmu yang bahagia sendiri karena sudah merasa dekat dengan-Nya membiarkan oranglain dengan prasangkanya,
 “semua karena khusnul”
Semuanya memang sudah berlalu, tapi masalah hati siapa yang tahu?
Kamu, hanya kenangan yang tidak indah tapi indah banget untuk dikenang. Terimakasih sudah pernah mampir dalam hidup saya dan membiarkan waktuku tersita untuk kamu (dulu). Sekarang ya hanya ucapan selamat tinggal kenangan masalalu *bye 

Latahzan Innallaha Ma’anaa
Wassalamualaikum




Jumat, 14 Maret 2014

Maret, 2014 Apakabar??

Assalamualaikum
Haloo Maret ….Haha
Maaf lama nggak ngeblog lagi,
Tanya kenapa?Jawabannya hanya satu

MALES ….

Astaghfirullah ampuni hamba ya Allah
Hmmm.. rasanya sudah menumpuk kejadian dan pengalaman beberapa waktu ini yang siap dijadikan amunisi tulisan yang mungkin bakal aku baca kembali esok, lusa atau dari sahabat ada yang berkenan membacanya, saya ucapkan terimakasih sebelumnya.
Luarbiasa sekenario yang dibuatNya, nggak ada satupun kejadian yang tidak luput dari hikmah dan pelajaran, dari kejadian yang paling buruk dan kejadian yang paling membahagiakan seumur hidupku. Tapi masih banyak juga yang nyesek didalam sini, dan aku membiarkan semuanya mengalir, bahkan telah ku abaikan agar semua terkesan baik- baik saja. Huuuuhfffm *take a deep breath yaaa*

Masih banyak tentunya yang harus aku perbaiki di tahun 2014 ini, meski sudah bulan maret dan rasanya telat banget untuk memperbaiki diri di awal 2014, so far masih ada niat dan semangat untuk jadi lebih baik lagi, Inshaa Allah Aku semangat ! kan udah jadi kakak semangat, harusnya ya semangat J

Berdasarkan perjalananku yang sekarang sedang didepan laptop ini terhitung setelah KKN rasanya bukan kembali semangat tapi malah galau dan menggalau, berhenti di titik aman tanpa mau beranjak sedikitpun dari titik tersebut, kebanyakan sih hanya bisa mantengin handphone dan update yang kurang penting tapi menyenangkan, itu kegiatanku selama ini,

wauuu…mengerikan kalau sampai titik ini melarutkanku dan menyeretku ke tempat tak berdaya dekat pembuangan sampah manusia yang tidak ada artinya apa- apa! *Istighfaaar pokokmen

Sudah semester delapan, dan aku masih stay cool di kolong jembatan *eeh maksudnya di kosan aja sama kadang-kadang keluar cari makan sama kepanti Alfalah, dan entah bagaimana jadinya kalau aku nggak kenal anak- anak Alfalah, aaah Allah begitu sayang padaku, I love Allah for Everything.
  
 

Kamis, 13 Maret 2014












Aku tak ingin banyak bicara, 

hari ini hujan deras, seolah mengerti disini sedang menangis keras, 

Menangisi kalian yang satu persatu hilang dariku


Selasa, 04 Maret 2014

Euforia Pasca KKN- They come from the star and I love you, but Sorry If I miss you


Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, bahwa konsep itulah yang seringkali membuat hati ini tidak setuju, dimana saat aku sudah sangat merasa nyaman dengan sesuatu yang aku temukan, namun dengan mudah semuanya bisa hilang, tanpa bertanya terlebih dahulu apakah aku rela berpisah? Apakah aku sudah ikhlas jika yang telah membuatku nyaman dan tentram harus terpisah? *andai- dan aku hanya bisa berandai*

Pertemuan singkat, begitulah kiranya antara aku dan kalian, yaitu delapan orang- orang baru yang telah aku temui selama kurang lebih satu bulan lamanya. Perbedaan membuat kita sadar bahwa tak selamanya kita hidup dengan orang yang seperti kita inginkan, tak selamanya kita hidup dengan damai karena tidak ada perbedaan didalamnya, dan pada akhirnya kita tahu dan melihat bahwa perbedaan yang kita ciptakan itu lebih indah bukan?

Perbedaan ! dimana aku dan kalian tak sama, dan ketika jati diri kita yang sesungguhnya muncul tanpa dipaksa dan berbeda,  dimana aku dan kalian berbeda pendapat, diantara kita ada yang berselisih lalu ada yang menengahi, lalu ada yang menghibur, lalu apalagi ?”
ada yang tidak bisa diam alias selalu ingin berbicara atau cerewet, dan itulah kita, lalu ada yang diam saja lalu pergi dan ada yang pura- pura tidak mengerti, bermacam-macamlah gaya kita agar beda itu tercipta.

Bahagia, barangkali berbeda itulah yang membuat bahagia tercipta, meskipun dibalik perbedaan yang terkadang membuat warna itu menyimpan seribu tanya atau malah terkadang sesak didada, lalu berbagai tanya tentang beda muncul dalam benak kita, “ mengapa kita beda? Mengapa kita tak sejalan? “hey kamu kenapa begini atau begitu ?” itu hanya pertanyaan yang memang seringkali kita abaikan demi meleburkan perbedaan.

Don’t care about “perbedaan” diantara kita, let’s move to the right way.

Sekarang soal rindu yang sukar untuk dibendung, yah itulah kalian yang membuatku merindu tentang sebulan yang lalu, aku hanya mengira sebulan kemarin itu hanya mimpi indahku yang sedikit bercampur buruk karena abu kelud yang membuatku tidak nyenyak untuk tidur,  dan sekarang aku terbangun karena alarmku berbunyi di tanggal 20 februari 2014, aku sangat terganggu dengan kebisingan alarm yang memaksaku untuk bangun dihari itu juga, aaah aku kehilangan mimpi-mimpiku bertemu kalian.

Aku terbangun dan mencari “kemana kalian”? tak maukah kita bertemu disatu rumah untuk waktu yang lebih lama lagi? dan bercengkerama atau sekedar wedangan di teras rumah bersama keluarga ibu Sri ?”
Hilda, Ima, Adi, Aji, Ayu, Eka, nafi, tantri, entah bagaimana bisa delapan nama itu begitu seperti tersimpan rapi didalam peti hati yang dalam, aku takut membukanya kembali karena aku tak ingin mengundang rindu datang kembali, aku takut merindukan jika hanya harapan palsu disitu, aku tak bisa bertemu kalian (lagi).

Aaaak, lebay kata-kataku. Hey Guys I miss you so bad :’)  

Mungkin memang terkesan seperti mimpi ya? sebulan yang lalu seatap dengan manusia –manusia baru dan tiba-tiba nyaman begitu saja, seperti sudah tertuliskan dalam sebuah KK, Kita Keluarga, namun sedihnya ketika tiba-tiba semuanya akhirnya terpisah-pisah seperti layaknya tidak terjadi apa-apa dan  kita pun akhirnya kembali kepada dunia realita.

Waktu itu aku dan kalian harus bangun lebih awal mengejar waktu subuh, dan harus memasak, menyiapkan keperluan masing-masing dan keperluan bersama, mengantri kamar mandi, nyanyi bareng, nonton film korea bareng, dan semua itu bareng *haha, atau wedangan di pagi atau malam hari itulah yang paling dirindukan?

Dan masih banyak kebersamaan yang romantis yang telah kita lewati namun sulit untuk ditulis. Biar semua kenangan itu tersimpan rapi di memori kita masing- masing kelak akan menjadi cerita indah untuk diceritakan. 

KKN, sejenak namun berkesan, KKN, sejenak namun mengundang rindu, KKN nggak akan seru tanpa kita jalani bersama. KKN, cara kita untuk dewasa yang selalu mengambil hikmah disetiap kejadian yang terjadi, baik atau buruk semuanya pasti ada hikmahnya, dan semoga kita tergolong orang-orang yang selalu mengambil hikmah di setiap kejadian.
Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Amiin


With Love

Khusnul Khoiriyah J


berterimakasihlah kepada D'orange karena telah mempertemukan kita di Watugilang B, *hehe. See you next Guys. Good Luck !!