Rabu, 20 Juni 2012

I LOVE CSD so much…


Malam ini really something (12s june 2012)setelah kuliah tambahan CSD 18.30
I LOVE CSD so much…
Baru kali ini ada matakuliah yang membuat saya jatuh cinta lantaran dosennya yang luarbiasa buat saya. 
Ridwan arif nugroho  yang kita panggil Mr. Ridwan , beliau dosen yang selalu mengucurkan banyak ilmu yang sangat bermanfaat serta seringkali membuat lengan kiri saya selalu terasa ngilu ketika beliau bercerita tentang pengalaman- pengalamannya sewaktu  masih duduk dibangku kuliah seperti kami saat ini.
Pengalaman-pengalaman yang diceritakan membuat lengan kiri saya terasa ngilu karena perjuangan, pengorbanan, kerja keras sehingga beliau menjadi seseorang yang luarbiasa seperti saat ini.

Prinsip yang kuat, otoritas, kerja keras  yang selalu beliau tanamkan kepada kami ketika mengajar, bahkan ada 2 hal yang wajib kita taati sebagai mahasiswanya yaitu be punctual dan must read, baca, baca, dan baca. Kita  wajib membaca satu chapter sebelum mata kuliah berlangsung, kalau beliau mengetahui ada salah satu atau lebih mahasiswa tidak membaca, maka  harus keluar dari kelas tanpa syarat, itulah otoritas dan kekuatan prinsip yang beliau tanamkan meskipun tidak secara langsung beliau sampaikan. 


Awal – awal pertemuan beliau sangat keras, tidak segan- segan mengeluarkan mahasiswa yang ketahuan tidak membaca, melarang keras untuk masuk ruangan bagi yang terlambat datang, subhanallah kita merasa shock dan merasa belajar dibawah tekanan pada saat itu, tapi lama kelamaan setelah mengetahui prinsip, komitmen beliau yang benar- benar menantang kami maka kami pun paham dan mencoba mengikuti aturan main yang beliau buat.  Beliau memang benar- benar orang yang berkomitmen , pantas sajalah banyak prestasi- prestasi yang diraihnya dimulai menjadi juara kelas, juara nasional serta beasiswa keluar negeri.

Ketika Mr. ridwan menyuruh kami wajib untuk membaca, maka beliau juga melaksanakan apa yang dia ajarkan ke mahasiswanya,  beliau bahkan lebih rajin dari kita dalam membaca . Ketika beliau mewajibkan mahasiswanya untuk datang tepat waktu, maka beliau pun juga sangat tepat waktu seolah tidak mau menelan ludahnya sendiri. 


Menurut cerita- cerita yang sering kali beliau sisipkan saat memberikan materi, bahwa hal- hal positif seperti harus rajin membaca, tepat waktu, kerja keras, semua itu beliau tanamkan kepada anak- anaknya dari yang masih SD hingga SMA. Hasilnya sudah mulai beliau rasakan,  salah satu anaknya menjadi kutu buku, pengetahuannya sudah sangat luas dan yang pasti tidak jauh berbeda dengan ayahnya seperti Mr. Ridwan yang menurut kami beliau jenius  #persepsi saya, meskipun beliau bukan albert enstein, tapi bisa saja keturunannya…. Hahaha…tapi ndak botak looo :ngek…
Ngantuk !!!!!!

Mengenai dosen yang satu ini joss banget deh menurut saya, setiap kali bertemu pak ridwan, atau ayang ridwan saya selalu termotivasi untuk bisa berprestasi, semangat saya yang lama- kelamaan memudar seolah terbangun kembali ketika mendengarkan celotehan mr. ridwan yang really something. Bahkan ada satu hal lagi statement yang beliau ucapkan ketika mengajar di kelas kami, beliau berani menantang mahasiswa – mahasiswi,


 “siapa yang matakuliahnya ingin mendapatkan nilai bagus secara gampang jangan pernah sekali-kali ambil kelas saya! 


Itu artinya kita  sebagai mahasiswanya harus bekerja keras di matakuliah tersebut bukan sekedar nilai A ,B atau C sebagai syarat kelulusan kita, tapi karena ilmu yang bermanfaat buat kita # ngeeek”sambil tercengang”luar biasa ra?”.

Terus ya… Pak Ridwan itu punya kepribadian yang berbeda ketika mengajar kami, saat mengajar di jam kuliah beliau sangat serius dan tegang, dan pembahasannya tidak santai,


tapi sebaliknya, ketika kuliah di jam tambahan, beliau sangat fleksibel, santai, humoris dan mendongengi kita. Kalau biasanya anak kecil didongengi langsung tidur, tapi kalau kita didongengi Pak Ridwan selalu antusias, ingin bertanya – tanya lebih banyak, ngorek- ngorek ilmu yang beliau punya agar di ceritakan kepada kita semua haha…jadi, terkadang kita memanfaatkan moment ini ketika kita malas untuk membaca chapter, maka strateginya adalah kita selalu bertanya – beruntun kepada bapak ridwan ketika beliau sedang bercerita sehingga beliau akan lebih banyak bercerita dari pada mengajarakan materi dan finally time is up. 


Dan  saya rasa kita akan lebih mendapatkan ilmu lebih banyak dari bapaknya daripada harus membahas materi buku tersebut.


Subhanallah  :)
Ayang ridwan itu seorang Muallaf, sewaktu berumur 13 tahun beliau berpindah agama dari protestan menjadi islam, subhanallah…
Kamarin beliau sempat bercerita bahwa dirinya adalah seorang muallaf, beliau berkata demikian Karena salah satu teman kami terlambat masuk kelas dan beralasan 


saya habis sholat maghrib dulu pak, jadi terlambat


karena pernyataan seperti itu pak ridwan sedikit marah dan akhirnya bercerita  mengenai agama islam yang menurut beliau adalah agama yang tepat waktu, karena disaat akan sholat maka umat islam diingatkan untuk sholat dan mengumandangkan adzan dimasjid. Maka pak ridwan menganggap islam merupakan agama yang sangat menghargai waktu, tapi justru terkadang agama dijadikan alasan untuk terlambat dan digunakan sebagai penyebab sesuatu terjadi. 


Jadi intinya beliau menghimbau kepada mahasiswa untuk datang tepat waktu dan tetap melaksanakn kewajiban tepat pada waktunya J




Mr. ridwan jadi pahlawan untuk Proker kami, EDSA

Lagi beberapa hari yang lalu saya sempat dipusingkan oleh salah satu proker perdana EDSA, yaitu workshop  ( children language teaching) yang mendatangkan 2 orang pembicara yang berpengalaman dalam topic tersebut  yaitu ibu Itje Khadidjah, M.A. dari british council dan ibu Nury Supriyanti, M.A. dari dosen FBS UNY. 


Awalnya hanya seorang teman saya di EDSA sebagai koordinator divisi academic di tengah perjalanan menjelang workshop tersebut terlihat give up disebabkan oleh dana yang kurang mencukupi, dan sebagai koor divisi merasa sangat bertanggung jawab atas terselenggaranya acara besar tersebut, disamping yang lain juga ikut pusing.


dan bertanya mengapa dana dari kampus turun sedikit sekali ?
begitu anggapan mereka padahal bagi saya acara ini salah satu proker yang cukup menarik sponsor dan kenapa tidak kita maksimalkan, sedangkan saya sebagai bendahara umum yang menjadi central of the money sudah berkali – kali menegaskan bahwa dana yang saya bagikan untuk masing- masing event sudah sesuai kebutuhan, dan sisa kekurangannya kita bisa hunting sponsor, tapi apa nyatanya yang seharusnya acara sebesar ini mengundang banyak pemerhati dan sponsor jadi malah sebaliknya, panitia inti give up semua, lantaran dana dan seolah – olah ini semua karena saya, gimana nggak stress dengan keadaan yang seperti ini? 


Saya sebagai orang yang peka dengan keadaan yang seolah monohok jabatan saya tidak bisa tinggal diam, saya pun mencoba memutar otak , mencari bagaimana caranya supaya acara ini tetap berlangsung: finally kaprodi menjadi penolong proker kami, sedang acara tinggal didepan mata dan sponsor belum ada yang gol dan ditambah peserta yang belum ada yang mendaftar bahkan publikasi yang molor sampai berimbas pada manusia yang ada di kotak biru, semuanya haru biru, menghilang beberapa waktu mencoba lari dari tanggung jawab tapi tidak mungkin dan akhirnya tempat / auditorium yang harusnya bisa kami booking jauh- jauh hari sebelum acara pun sudah kedahuluan acara dari prodi lain, dan membuat kita harus berfikir untuk jungkir balik, finally kita harus menyewa tempat di kolega UAD yaitu PWM.

Kira- kira satu minggu sebelum acara workshop tersebut yang mendaftar hanya beberapa orang saja, kami mulai give up lagi dan pasrah dengan dana yang semakin membengkak, namun semua kekhawatiran kita perlahan mulai hilang sebab pak Ridwan datang sebagai malaikat penolong proker kami, beliau antusias dengan program ini, bahkan beliau tahu siapa itu Ibu Itje, siapa itu Ibu Nury, dan beberapa kelas yang mata kuliahnya diampu oleh Pak Ridwan diwajibkan untuk mengikuti acara tersebut jika menginginkan nilai tambahan dari beliau, 


sebenarnya tidak memberikan efek apa- apa dengan kita ikut seminar ini atau tidak, tapi dari segi ilmu kita pasti akan dapatkan. dan 5 hari sebelum acara berlangsung,


 “tahukah anda pemirsa?" 
bahwa peserta yang mendaftar membludak, setiap harinya ada satu kelas yang mendaftar di kegiatan ini, subhanallah semua terasa sangat mudah, sekarang tinggal sie acara dan kita semua bagaimana persiapannya. Dan kali ini Mr. Ridwan menjadi penolong program Edsa 2012 yang menurut saya nyaris gagal. Ternyata kawan, keberhasilan itu memang tergantung pada keyakinan kita dan usaha kita, kalau kita optimis dan kerja keras insyaaallooh Allah pasti nolong kok, apapun hambatannya harus kita lewati. 


Dan saya salut acara ini bisa terselenggara dengan baik dan mendapat banyak komentar positive dari para peserta meskipun masih banyak kekurangan disana- sini tapi syukurlah semuanya bisa teratasi. Dan terimakasih Pak Ridwan, Pak Abbas yang telah membantu kami semoga jasa – jasa dibalas oleh sang Maha Kuasa. Amiin


dan buat temen- temen EDSA I love you so much, semoga proker kita kedepan lebih baik lagi preparenya, salut buat temen- temen sie acara terutama Hany & Iqbal. ini awal perjuangan kita di periode ini.
WE LOVE CSD & Mr. Ridwan as the lecturer...
hohoho nggak pake banget, soalnya kadang- kadang Mr. Ridwan bikin jantung saya berdebar kencang ketika disuruh maju kedepan #ngeek......





Tidak ada komentar:

Posting Komentar