Sabtu, 27 April 2013

As Always, I want This laugh "Hahaha"


Dan lagi, sengaja aku terima tawaran dia untuk dinner bersama, maaf aku telah mengabaikan sahabat- sahabat kotak biru buat jalan ke Malioboro malam ini, karena aku berfikir “pasti malam minggu Malioboro rame banget, sumpek, dan lagi kota Jogja kedatangan salah satu artis korea 
” wwuuuih nggak ngebayangin Jogja malam ini kayak apa bentuknya”.
“Semoga nggak akan rugi ya , malam ini jalan sama sahabat konyol” . 
Aku hanya menanti kelakuan anehnya yang bisa banget membuat aku tertawa sampai mampus. Pengen banget malam ini nggak  merasakan sedih ditengah – tengah masalah yang bikin hidup nggak bisa woles, yang udah bikin sehari dua hari ini nggak doyan makan, dan berharap malam ini aku bisa makan sepuasnya, dibayarin *nyamm kenyang #hahahha 
SS (Spesial Sambel), tujuan tempat makan kita, meskipun awalnya harus agak nyasar sedikit “kebablasan jalannya” gara- gara mata yang udah minus ini dan kacamata lagi pengen ditanggalkan.
“Nggak papa” , 
akhirnya kita balik arah karena memang SS yang kita tuju sudah terlewat sebelum lampu merah pertigaan jalan menuju UGM , jalan menuju Monjali tentunya, kalau tidak salah sebut jalan Monjali juga namanya.
Finally, sesampainya ditempat tujuan, ketika kita sedang memarkirkan sepeda motor ,seorang Bapak separuh baya yaitu tukang parkir rumah makan tersebut menyapa kami,
“maaf Mas, menunya tinggal ayam sama telur ceplok” sapa Bapak tukang parkir tersebut.
“Haaa? Benerkan? “ kataku menggerutu,
tapi sambel dan nasinya masih kan Pak?” Tanya bekti kepada Bapaknya sambil meletakkan helm di atas motor.
“haddewh” kataku lirih.“oh, masih Mas, silahkan kalau begitu”, jawab Bapak tukang parkir.
“hahhaha” aku masih saja tertawa tapi tidak terbahak,
Lucu aja, kalau seandainya benar- benar hanya ada ayam dan telur, sama aja makan malam diburjo.*ngeekk
Untungnya sepanjang perjalanan kita sudah mengantisipasi kalau dinner malam ini tidak begitu memuaskan, dan kalaupun kecewa kita harus bisa mengobatinya.
“gitu- gitu nyampe SS warungnya rame banget,“Hahha” tawanya.
“Nah tuu dia”, katanya menyambung pendapatku,“kalau enggak, warungnya sudah mau tutup, dan nyampek sana hujan, perut sudah keroncongan”“lapaaaaarrr”. 
“Hahah tidak bisa membayangkan” kataku. *nggak perlu dibayangkan, tapi dilakukan**
Tanpa harus berdiam lama, bekti langsung menyambar ucapanku. 
“Oh, kalau begitu, kamu harus turun dari motor dan jalan sendirian cari tempat makan, angkringan atau burjo, ntar kalau sudah dapet baru kamu calling aku” ledek Bekti. 
“hahahha, gilak aja” nggak mau’ yang ngajak dinner siapa?” jawabku menyangkal
“kan kamu yang ngajak ke SS monjali?” jawab dia tak mau kalah,
“ahhh… mending sekarang saja kita cari angkringan, daripada beneran hal itu terjadi?” usulku sambil menggerutu. 
“Sudahlah – sudah kita coba saja.” Usulnya mengoptimiskan tujuan awal kami.
“yup” balasku.
Sesampai di  SS, menu yang tersedia "benar" hanya tinggal beberapa saja, akhirnya kita memesan gereh keranjang, lalapan, sambel terong dan sambel cepokak( nggak tahu namanya apa) nasi yang terpenting dan minum.  
Tapi, bukan karena itu yang membuat aku puas makan malam ini, meskipun sudah tentu kenyang dengan nasi, sambel terong dan gereh keranjang,  ada satu hal yang paling membuatku kenyang yaitu tertawa” hahahahah”. 
"Nah itu dia misiku” hihihi :)
Hingga sepanjang perjalanan tak henti-hentinya gelak tawa hadir dibawah langit malam yang sedikit mendung, bulan yang sedang malu- malu menampakkan senyumnya, ditengah kota Yogyakarta yang ramai dan damai.
At least, sempat melihat bulan di langit malam ini, seraya bermimpi aku akan sampai kebulan dan meski tak sampai pun aku akan mendarat diantara bintang.
 SEMANGAT J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar