Rabu, 08 Mei 2013

Terimakasih Telah Menginspirasi


Adalah sebuah pengalaman berharga untuk hari ini, yang pada akhirnya dan tidak secara sengaja aku menemukan pemandangan yang membuat hati ini tersayat- sayat dan betapa hati ini ingin menggerakkan raga menjadi seorang pendidik yang mendidik ketika melihat sekelumit potret ironi pendidikan yang ada di Indonesia.

Semuanya tak bisa dipersalahkan, dan bukan pula salah bunda mengandung, semuanya memang berjalan sesuai sekenario-Nya, termasuk keadaan yang seperti ini, dimana keadaan suatu sekolah bernama “Elit”, namun tak ku sangka didalam sekolah tersebut hanya dihuni 7 siswa serta beberapa pengajar dan stafnya.  
Awalnya, aku tak percaya bahwa keadaan ini, yaitu 3 ruang kelas yang tengah  ku lewati sebelum menuju ruangan kantor guru sebuah gedung sekolah X adalah dua ruangan diantaranya kelas satu dan dua SMA yang hanya berjumlah 7 siswa. Betapa sakit hati ini, ketika melihat keadaan anak didik kita yang belajar dengan semangat yang bukan lagi membara, betapa sedihnya mereka ketika keadaan yang membenarkan mereka bersekolah digedung tersebut hanya karena tidak mampu untuk membayar gedung sekolah yang lebih layak. 

Dan sungguh tragisnya, mengapa gedung sekolah tersebut tetap kokoh namun seperti bangunan yang tak patut dihuni masih dipergunakan untuk menuntut ilmu, dan entah apa yang akan mereka dapatkan setelah lulus dari sekolah tersebut. Yang aku tahu dan aku lihat setelah melewati dua ruangan kelas tersebut, mereka hanya duduk dengan kepala tertidur diatas meja dan mendengarkan guru berceramah didepan barisan tempat duduk yang hanya berjarak kira- kira 30 centi meter.

Entahlah, mungkin mereka hanya mendengarkan penjelasan guru sekenanya. Yang pasti tak ada keributan dan suara ceria disana. Aku hanya mendengar suara guru  berceloteh dan memastikan beberapa siswa tersebut apakah sudah mengerti atau belum dengan penjelasannya, dan selebih dari perhatianku tertuju pada keadaan gedung yang kokoh namun tak layak untuk dihuni, kumuh, usang, berdebu, gorden yang robek seperti bekas gigitan tikus penghuni gedung tersebut. 

Beberapa asumsi mencoba memenuhi otakku yang selama ini tidak terfikirkan oleh apa yang tengah kulihat tadi, ini benar- benar terjadi jelas di mana Kota yang berhati nyaman, terkenal dengan slogan Kota pelajar dan memiliki kualitas pendidikan yang baik diseluruh Indonesia, namun masih ada pemandangan sekolah dengan 7 orang siswa ditengah kota metropolitan dan berhati nyaman tersebut.  

Tetapi, jika kita mencoba membuka mata selebar- lebarnya, dan menyaksikan fakta yang ada ditengah kota, di gang sempit, dengan jalan sepi dan sedang dalam renovasi ini, terdapat gedung sekolah yang tak layak untuk dijadikan sekolah, namun mereka yang ingin tetap melanjutkan sekolah berjuang di gedung tersebut dengan keadaan yang semestinya, dan mereka hanya menerima takdir itu, entah! Aku hanya menebak karena faktor biayalah yang menghendaki mereka melanjutkan pendidikan disekolah tersebut.

Sebagai seorang yang menginginkan menjadi pendidik sejati, yang tidak hanya peduli dengan pelajaran siswanya dikelas, yang punya keinginan besar untuk mencerdaskan anak bangsa, ingin membuat anak Indonesia menjadi terdidik bukan hanya intellectual tetapi moralnya juga. Melihat keadaan salah satu SMA X yang sempat kukunjungi kemarin, merupakan pelajaran berharga bagiku dan sangat merasakan betapa Pendidikan di Indonesia butuh perhatian yang lebih lagi. 

Di sisi lain, aku merasa betapa mulianya guru- guru yang masih setia berjuang mengelola sekolah X tersebut, hanya memperjuangkan 7 orang siswa, yang entah juga bagaimana mereka mencukupi kebutuhan hidup dan anak- anak mereka, entahlah aku hanya bertanya, mungkin saja tak akan ada jawaban dari pertanyaanku ini, aku hanya berharap semoga mereka, Guru- guruku yang kulihat tadi yang salah satunyanya ada seorang guru yang mengidap penyakit gondok dilehernya, semoga mereka mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat serta mendapat balasan dari Yang Maha Kuasa atas perjuangan mencerdaskan anak bangsa. Kebahagiaan mereka jelas pada apa yang sudah mereka perjuangkan untuk anak didiknya, dan melihat anak didiknya berhasil merupakan kebahagiaan tanpa batas bagiku, semoga bagi mereka juga. 

Mari, calon pendidik bangsa, penerus bangsa, tunjukan bahwa kita peduli dengan masa depan bangsa, tunjukan bahwa kita bagian dari negara ini, bukan hanya mencari pendidikan karena mengikuti zaman yang serba gengsi ketinggian, bukan hanya mendapatkan pendidikan demi gelar S. Pd atau gelar lainnya sementara sebagian kawan- kawan kita, adik- adik kita nyaris kehilangan masa depan mereka karena buruknya system, kehilangan masa depan karena biaya yang tidak mampu mereka keluarkan demi pendidikan yang layak. Untuk Indonesiaku tercinta semoga kau tak malang karena pendidikan ini. 

Terimakasih karena telah menyayat hatiku, terimakasih telah  membangkitkan semangatku untuk mendidik wajah- wajah unyu, tak berdosa seperti mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar