Aku tak pernah menyadari senja sore itu
adalah akhir dari kedua senja yang pernah kita tatap berdua, meski senja selalu
hadir disetiap sore dan slalu bisa kita saksikan berdua meski ditempat yang berbeda,
didunia yang sama, kota yang sama.
Dan pula aku sadar bahwa sore ini tak
kulihat senja itu hadir kembali, setidaknya mengingatkan semua tentangmu. Senja
ikut jadi saksi perpisahan kita, senja ikut merenung tanpa banyak bicara
layaknya sedang memberikan kode hari ini kamu benar-benar menhapusku, dan memaksaku
untuk melakukan hal yang sama.
Aku yang pernah kau buat cemburu, dan kini cemburu
yang masih menderu ini jadi tak berdaya jadi luka. Iya ku anggap ini luka,
karena menulisnya pun dengan airmata.
Aku sadar dan berkaca, siapa aku? Pun kamu
sering berkata itu, itulah sejatinya cinta selalu membuat kita ingin menjadi
lebih baik tanpa diminta. Tapi sayang, kamu buru-buru mencintaiku dan terburu
juga kau membenci dan menghapusku.
Apalah arti kata tanpa fakta, iya dan
sekarang ini fakta yang berbicara tanpa salam, ataupun sekedar say good bye
“hey aku pergi ya?
Hey kamu baik- baik ya?
Hey jangan cari aku lagi ya?
Setidaknya ada kalimat yang membuatku tau
kalau kamu sudah pamit dari kehidupanku, aku akan menerima meski harus terluka
(lagi)
Kamu tak perlu bertanya kenapa aku bilang
itu luka? Iya karena setiap kalinya itu tentang kamu, lalu menjadi pecemburu
tanpa sebab, aneh tanpa alasan, diam tanpa kabar, itu cinta dan kini apakah
sudah hilang jadi luka??
-September end-
Welcome nice October
Tidak ada komentar:
Posting Komentar