Jumat, 25 Oktober 2013

Peminta-Minta

Siang ini saya tengah duduk di kursi tempat antrian servis disalah satu dealer motor. Sudah hampir dua jam saya menunggu bang jupi, sebutan motor saya yang tengah diservis. Yaah, hampir dua jam saya menunggu setia bang jupi sembari memainkan gadget yang tengah saya bawa. 

dan tahukan anda? pemandangan ironi terjadi didepan mata saya :0

Tiga orang peminta- minta telah menyambangi saya selama duduk dikursi tersebut, untuk yang pertama kali peminta/ pengemis tersebut tidak saya beri uang karena saya ragu melihat pakaian peminta tersebut masih terlihat bagus, tidak compang- camping dan tidak terlihat seperti orang yang harus dikasihani. yap, Well.. saya memang terkadang selektif ketika memberi uang kepada peminta- minta yang begitu marak di kota ini karena mereka terlihat tidak perlu dikasihani, saya pun miris melihatnya. Lalu yang kedua kalinya peminta- minta datang menghampiri saya yaitu seorang nenek tua dan renta, berpakaian compang- camping sambil menggendong "tenggok" menggunakan selendangnya yang lusuh, lalu berkata 

"paringi, bu, paring paring bu" pintanya 

yang artinya kasihani Bu, kasihani,

entahlah sebutan ibu yang ditujukan kepada saya yang tidak dikenal oleh nenek tersebut, dan karena saya seorang perempuan dan calon seorang ibu, saya pun akhirnya terenyuh dan tangan memanggil untuk mengambil beberapa uang receh yang saya punya didalam dompet dan saya berikan uang tersebut kepada nenek peminta- minta, lalu nenek menjawab 

"maturnuwun, mugi-mugi dikatahi rizkine bu, jawabnya sembari berlalu
yang artinya terimakasih, semoga ditambah rizkinya bu, 

dan saya pun mengaminkan doa nenek tersebut "amiin mbah".

Nah, dari pemandangan ironi yang singkat tersebut saya berusaha bertanya- tanya pada diri sendiri dan berfikir keras untuk mncari jawaban atas pertanyaan saya sendiri, apakah saya harus memberi kepada orang lain atas dasar kasihan atau atas dasar membantu mereka karena mereka butuh?

aaah, dua pengertian itu tampaknya saling berkaitan, dimana dia kekurangan dan membutuhkan, berarti kita kasihan, bukan?

yang pasti saya terenyuh melihat nenek tadi dan ingin memberinya, dan yang pasti saya akan memberi kepada orang yang telah merenyuhkan hati saya.

Lalu apakah saya harus mengabaikan kalimat "don't judge book from the cover" karena melihat pakaian nenek yang lusuh dan muka memelas atau bagaimana dengan peminta-minta yang mengenakan pakain bagus, tidak bermuka melas, serta tidak terlihat harus dikasihani?
tapi kita tidak tahu apakah mereka sebenarnya kekurangan atau tidak, sebenarnya butuh atau tidak? tapi kalau butuh kenapa tidak bekerja?kenapa harus meminta- minta? bukankah dia masih terlihat gagah untuk mencari nafkah?

Kita sebagai orang yang diberi amanah, dititipkan rizki lebih oleh Allah, dan mereka punya hak atas harta kita, jadi berbagilah dengan niat membantu karena Allah, serahkan kepada Allah tentang balasan atau akan digunakan untuk apa uang pemberian kita tersebut, jangan fikirkan. yang penting bersihkan hati, ikhlas berbagi, memberi tanpa pamrih semoga berkah untuk mereka,

 sekian dan terimakasih :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar