Senin, 28 Oktober 2013

Pohon Keimanan (The`way to believe-Ust. Felix siauw)


“Allah SWT menghendaki manusia mengikuti karakter pohon keimanan, akarnya menghujam ke dalam bumi, batangnya menjulang tinggi ke langit dan memberikan buah yang lezat bagi siapa saja” Surat Ibrahim 24-25.

Yah pohon keimanan,

Kita bisa belajar dari bagaimana bentuk pohon yang kokoh yang telah Allah ciptakan, seperti itulah perumpamaan keimanan kita yang seharusnya.

Bahwa iman itu harus memiliki akar yang kuat, hal ini dimaksudkan bahwa ketika seseorang memiliki iman yang kuat, godaan seperti apapun yang dilakukan oleh syetan yaitu musuh manusia, maka manusia yang memiliki akar keimanan yang kuat tidak akan tergoyahkan dengan godaan sekecil biji zaroh pun. 

Iman seseorang tersebut tidak akan terjual dengan iming- iming sejumlah harta atau uang, ataupun barang yang menjadikan kesenangan didunia namun mengancam kesengsaraan di akhirat kelak.


Sebagai perumpamaannya bisa kita lihat dari sebuah pohon apel yang ada pada gambar tersebut, pohonnya menjulang tinggi ke atas langit, akarnya yang kuat tertanam kedalam tanah atau bumi, daunnya lebat dan meneduhkan makhluk yang ada disekitarnya, buahnya lebat juga bermanfaat untuk makhluk lain.

Meskipun pohon tersebut dipotong di bagian batangnya, daunnya, ataupun diambil buahnya, maka pohon tersebut akan tetap hidup bahkan akan menghasilkan buah dan daun yang lebat lagi, karena pohon tersebut memiliki akar yang kuat dan kokoh, namun ketika akar dalam pohon tersebut dipotong atau tidak kokoh maka bagian yang lain pun akan ikut tumbang juga, tidak berbuah ataupun tidak memberikan manfaat kepada makhluk lain.

Ketika seseorang beriman kepada Allah dengan keimanan yang kokoh, maka seseorang tersebut akan memberikan manfaat kepada orang lain karena akhlaknya, kesholehannya, karena amal ibadahnya, karena Imanlah yang menjadi sentral kemana tujuan hidup akan kita bawa, jadi kuatkan iman adalah kunci menemukan tujuan hidup yang benar, Inshaa Allah 

Contoh, si A bekerja sebagai sopir angkot, ketika hari jumat dan dia harus kejar setoran maka dia rela meninggalkan sholat jumat demi kejar setoran,  seperti itulah yang diartikan sebagai iman yang tidak kokoh, dan iman si A bisa dikatakan hanya dihargai semisal 50.000 yaitu dari hasil yang dia peroleh selama meninggalkan sholat jumat, kurang lebih dua jam. 

Sebaliknya, ketika si A meninggalkan segala sesuatu yang ada di dunia karena iman dan rasa takut kepada Allah maka si A dapat dikatakan memiliki iman yang kuat, si A juga tidak menjual keimanananya dengan harga sepeserpun, karena dia percaya bahwa rizki itu asalnya dari Allah, kita wajib berikhtiar namun tidak dengan ingkar dan meninggalkan kewajiban, bahkan harus menggadaikan iman. 

Begitulah yang Allah kehendaki tentang keimanan kita, mengokohkan iman, Inshaa Allah hidupmu akan semakin mudah, tidak mengikuti yang salah, dan hidup akan menjadi lebih berkah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar